Jatuh
Cinta... lagi!!!!
RIZKY
POV..
Sore ini, langit terlihat mendung
aku terdiam menatap awan yang seakan ingin menangis dengan derasnya dari
jendela kamarku. Aku meraih Hpku, aku melihat walpaper HPku terpampang foto
mesraku bersama gadis yang terus membuat hatiku berlubang. Kedengarannya memang
lebay tapi kenyataannya memang
seperti itu. Gadis itu bernama Nadya Almira, aku putus dengannya 2 bulan yang
lalu. Dia meninggalkanku demi laki-laki yang katanya jauh sekali dibanding aku,
laki-laki itu Giorgino Abraham.
Flashback
on
“aku
mau kita putus!” kata Nadya saat Aku memberinya sebuah bunga mawar merah
favoritnya. Aku sangat terkejut pasalnya hari itu adalah hari Anniversary yang
ke 1th. Aku menjatuhkan bunga mawar merah itu, Aku menatapnya nanar.
“ka..
kamu bercanda kan? Ga lucu sayang.. “ kataku dengan berusaha melebarkan senyum
dibibirku.
“tidak!
Aku sama sekali tidak bercanda, aku serius. Kita PUTUS” ucap Nadya dengan
menekankan kata putus. Hatiku bagai tersambar petir mendengar perkataannya itu.
Sakit..
“tapi
kenapa Nad? Apa salah aku...” aku berkata dengan nada yang rendah, entahlah
kenapa tapi rasa sakit itu sepertinya mempengaruhi pita suaraku.
“kamu
ga salah kok! Udahlah ga penting..” kata Nadya santai, dia benar-benar
menganggap enteng hubungan ini. Dia seperti bukan Nadyaku.
“tapi
aku butuh alasan.” Ucapku dengan nada yang lebih tinggi kali ini. Tentu saja,
aku butuh alasan mana ada sebuah keputusan dibuat tanpa ada sebab, betulkan!
“kamu
tau kan Giorgino Abraham.. dia menyatakan cintanya kemarin sore kepadaku, aku
fikir untuk apa mempertahankan kamu yang jelas-jelas tidak ada apa-apanya
dibandingkan dia. Dia sama kamu itu bagai langit dan bumi” kata Nadya membuat
hatiku semakin teriris, kemana Nadyaku yang manis, imut dan pengertian.
Kemana?? Aku tak menyangka Nadya bisa berkata seperti itu.
“jadi..
ini semua karna uang hah...” aku membentaknya, hal yang tak pernah aku lakukan
kepadanya selama ini.
“tepat!”
katanya singkat lalu pergi meninggalkanku begitu saja. Aku menatap punggungnya
yang semakin menjauh dari pandanganku.
“Nadyaaaa....
tapi aku mencintaimu...” aku berteriak, berharap dia berhenti dan kembali
kepelukanku. Aku bahkan berharap ini semua hanya leluconnya untuk mengerjaiku
di hari spesial itu. Akupun menunggunya di Hard Rock Cafe hingga malam tiba,
tapi Nadya tak kunjung tiba.
“ternyata
ini bukan lelucon tapi ini kenyataan!’ gumamku lalu meninggalkan cafe tersebut.
Malam
itu, begitu sunyi. Sesunyi dan sehampa hatiku, hari ini benar-benar seperti
mimpi buruk bahkan lebih buruk dari sebuah mimpi kecelakaan ataupun kematian.
Menyakitkan!
Flasback
off
Aku menutup tirai jendela
kamarku. Aku mengganti walpaper Hpku dengan fotoku sendiri, aku sadar walaupun
keluargaku kaya tetap saja tidak sekaya keluarga Giorgino. Ayahnya adalah
pemilik Universitas tempat aku berkuliah saat ini. Nama Ayahnya adalah Abraham,
Dia juga memiliki banyak perusahaan di Negara ini sangat berbeda dengan Ayahku
yang hanya memiliki 5 hotel berbintang lima di Negara ini HHH~
Tapi aku tidak pernah menganggap
milik ayahku adalah milikku. Aku lebih memilih menjadi orang kaya berkat tanganku
bukan berkat warisan ayahku. Aku keluar kamar dan ke dapur, aku meminta bibi –
pembantu dirumahku untuk membuatkanku mie instan, hujan-hujan begini enak
sekali makan mie rebus nyam nyam..
***
Pagi ini, Seperti biasa aku
berangkat kuliah dengan mobil sport putih milikku. Aku memarkirkannya disebelah
mercedes benz milik si anak pemilik kampus – Giorgino Abraham. Aku menatap
mobil keren itu.
“karna
uang aku kehilangan cintaku..”
Aku menuju kelasku, entahlah
pikiranku kacau sekali pagi ini hanya karna melihat mobil keren itu di
parkiran. Sial..
“Bruuuuukkk....” aku menabrak
gadis bertubuh munggil, hingga gadis itu terjatuh ke lantai. Aku diam
menatapnya. Gadis itu menatapku dengan malas
“Nadya..” ucapku lirih dan
mengulurkan tanganku untuk membangunkannya tapi dia malah meraih satu tangan
lain yang juga mengulurkan tangan untuknya. Tangan itu milik...
“Gio... “ ucapnya dengan senyum
mengembang. Melihatnya tersenyum membuat hatiku teduh tapi sekilas aku teringat
kejadian 2 bulan yang lalu, teringat perasaan sakit itu yang kini masih
membekas dihatiku. Aku dendam! Sangat dendam..
“hati-hati bung kalau berjalan,
gunakan matamu. Masa kamu ga liat sih cewe cantik ini lewat. Apa kamu buta”
kata Gio sambil menepuk pundakku, kata-kata singkat yang amat menusuk hatiku.
Pasangan ini benar-benar membuatku sakit hati. Liat saja pembalasanku! Aku tak
membalas perkataannya, Aku hanya tersenyum sinis dan meninggalkan pasangan itu.
***
NINA
POV..
Pagi ini, Aku menunggu seseorang
yang slalu aku cintai di kantin. Cinta dalam hati tepatnya, Aku mencintai
sahabatku sendiri. Aku bahkan sangat tahu dia tidak pernah mencintai gadis lain
selain Nadya Almira mantannya. Aku memang bodoh tetap mencintainya walaupun aku
tahu kalau pada akhirnya aku akan patah hati, makanya aku lebih memilih diam
daripada memberitahunya tentang perasaanku. Bagiku begini jauh lebih baik. Akhirnya
yang aku tunggu datang juga, aku tersenyum menatapnya yang berjalan ke arahku.
Tapi tunggu, wajahnya keliatan murung. Kenapa ya?
Dia duduk di depanku, Dia melahap
es jus alpukatku. Aku menatapnya lebih intens untuk memastikan semurung apa
dirinya. Aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya.
“lo kenapa ky?” tanyaku
hati-hati, sejak diputusi Nadya 2 Bulan yang lalu. Rizky jadi begitu sensitif,
entahlah kenapa begitu aku sendiri juga bingung.
“gpp kok! Cuma bete aja pagi-pagi
harus ketemu pasangan itu” kata Rizky dengan nada bicara yang malas sekali. Aku
melihat wajahnya cemberut. Aku tahu betul siapa yang Rizky maksud barusan.
“oh nadya dan gio ya? Ketemu
dimana? “ Tanyaku sambil merebut jusku dari tangannya
“tuh di depan mading... bikin
bete aja” katanya sambil merebut jusku lagi sambil memicingkan matanya. Aduh
sebenarnya itu jusnya siapa sih..
“yaudahlah! Move on kek.. ga cape
aja mikirin tuh cewe mulu, masih banyak kali cewe lain yang lebih lebih dari si
Nadya.” Kataku dengan nada sedikit kesal.. ingin sekali berkata kepada Rizky
kalau masih ada Aku disini, Aku jauh lebih baik daripada Nadya, lihatlah
wajahku ini dibanding Nadya tentu cantikan aku kemana-mana. Buka matamu
Rizky... Bukaaaaa..
“iya iya, sudah berapa kali sih
lo bilang gitu ke gw! Gw tau kok, gw ngerti nin.. tapi masalahnya ga semudah
itu ngelupain Nadya” katanya dengan sedikit menunduk. Ya tuhan! Cuma karna
cinta dia sampai serapuh ini. Love can make people become weak.
“oke oke.. gausah dibahas aja
deh! Ntar yang ada lo pingsan lagi”ledekku untuk mencairkan suasana, aku enggak
suka melihatnya sedih begitu. Dia tertawa sambil mengacak-ngacak rambutku, hal
manis yang slalu membuat jantungku melompat-lompat. Rizky sampai kapan kamu
sadar kalau aku menyukai kamu tidak... bukan menyukai tapi aku mencintaimu.
***
Sore ini, aku diantar pulang oleh
Rizky bukan hanya sore ini sih tapi memang setiap hari Rizky selalu setia
mengantarku pulang sehabis pulang kuliah. Hihi.. aku tak sadar ternyata sudah
sampai di depan rumahku.
“nin..” suaranya membangunkanku.
Aku membuka mataku perlahan.
“eh udah sampe ya..” ucapku
sambil tersenyum malu, haha kebiasaan burukku kalau dimobil pasti kerjaan aku tertidur.
“tidur terus sih dasar kebo..
berasa supir nih gw “ ucapnya kesal, selalu seperti ini nih. Dia ngomel kalau
aku ketiduran dimobilnya.
“maaf maaf” kataku dengan senyum
innocent ku, dia hanya manyun saja. Lucu sekali Rizky ini.
“liat aja sih, kalau besok gw
anterin pulang eh lo nya tidur lagi. Gw bakal gendong lo keluar mobil terus gw
taro lo dipinggir jalan. Biar tahu rasa” Rizky mengancamku, tapi aku rasa ini
bukan ancaman mana mungkin dia tega menaruh gadis secantikku dipinggir jalan.
Sangat tidak mungkin. Aku tertawa, Dia yang kesal mengetuk kepalaku pelan.
***
RIZKY
POV..
Sahabatku yang satu ini
benar-benar menjengkelkan. Tapi kalau boleh jujur tanpa ada dia sehari saja,
hariku akan terasa sepi. Dia mampu membuatku selalu tersenyum. Nina gadis yang
baik, wajahnya juga sangat cantik sekalipun sedang tidur. Aku mengetuk
kepalanya pelan karna aku sangat kesal, padahal aku sedang mengancam tapi dia
malah mentertawaiku seperti aku ini sedang melucu saja. Dia keluar dari mobil
dan masuk ke rumah, sebelumnya dia menawariku untuk mampir tapi aku menolaknya.
Aku merasa dia sedikit kecewa karna aku menolaknya.
Sampai juga dirumahku. Aku
langsung bergegas ke kamar. Aku mengambil kardus coklat, kardus yang berisi
barang-barang kenanganku bersama Nadya. Aku melihat isinya ada foto-foto, ada
topi pemberiannya, jam tangan, jaket, baju dan ada gelang karet yang
bertuliskan inisial namaku dan dia. Aku memasukan kembali barang-barang itu dan
aku mengotongnya keluar kamar, membawa kardus itu ke mobil. Aku kerumahnya. Pas
sekali saat aku memencet tombol bel, nadia lah yang keluar membukakan pintu.
Aku lihat ekspresi wajahnya sungguh terkejut.
“Rizky...”
“hai.. ini barang-barang
pemberian kamu” kataku berusaha dengan cool padahal saat ini aku sedang
nervous.
“Oh. Kenapa dipulangin kan itu aku
beliin buat kamu” katanya dengan suara lembutnya. Ah tidak dia bukan Nadyaku
lagi.
“Ya aku tahu. Tapi aku ingin
mengembalikannya, Aku ingin menguburmu” kataku dan langsung membalikan tubuhku
meninggalkannya, Tapi tangan mungilnya meraih pergelangan tanganku. “kenapa?”
tanyaku spontan. Nadya menggelengkan kepalanya, Aku melihat segores ketidak
relaan dimatanya. Loh tapi kenapa? Ah mungkin perasaanku saja. Nadya tiba-tiba
memelukku.
“pelukan perpisahan, Sebelum kamu
ngelupain aku” bisiknya.
Akupun pergi meninggalkannya.
Rumahnya dengan rumah Nina tidak begitu jauh, Aku jadi ingat ekspresi wajah
Nina yang kecewa karna aku tidak mau mampir ke rumahnya. Akupun bermaksud untuk
kerumah Nina. Tapi baru saja mobilku melewati 5 rumah dari rumah Nadya, Aku
melihat sesosok Nina berlari sambil menangis. Nina menangis? Kenapa?
Aku menghentikan mobilku tepat di
sampingnya yang kini sedang membungkuk karna kelelahan berlari. Aku turun dari
mobil, Dia menatapku. Dia seperti marah padaku tapi kenapa? Apa karna soal tadi
aku menolak untuk mampir tapi biasanya dia ga kaya gini. Aku memegang bahunya.
“kamu kenapa nangis nin, pake
lari-lari segala lagi. Kaya sinetron
aja”ledekku , Nina melepaskan tanganku yang menempel dibahunya dengan kasar
“ka.. ka.. kamu balikan sama Nadya”
ucapnya dengan terisak. Aku terkejut mendengar perkataannya itu. Entah kenapa
hatiku sakit melihatnya seperti ini.
“Apaan sih! Balikan.. ya
enggalah” kataku, rasaya aku tidak ingin Nina salah paham.
“Bohong! Aku liat kamu pelukan
sama dia didepan rumahnya” katanya dengan tangisan yang semakin terisak.
“Kamu salah paham Nin! Dia meluk
aku buat pelukan perpisahan, aku berniat buat ngelupain dia” kataku berusaha
meyakinkannya, Kalau itu semua Cuma salah paham.
***
NINA
POV..
Sore ini, aku melihat Rizky dan
Nadya berpelukan. Hatiku bagai di tusuk pisau yang sangat tajam, sakit.. sangat
sakit. Aku melihatnya turun dari mobil, dia bertanya aku kenapa. Aku langsung
saja bertanya apa dia dan nadya balikan. Dia menyangkalnya, Entahlah dia
berbohong atau jujur. Aku kesal.. amat kesal.
“udah sih jujur aja kalau emang
balikan. “ Aku marah-marah, tunggu ga seharusnya aku marah-marah emangnya aku
siapanya Rizky. Ah masa bodolah.
“gw udah jujur ya! Lo itu kenapa
sih?” tanyanya dengan wajah bingungnya “lo itu ya aneh tau ga sih, lari-lari
sambil nangis terus tiba-tiba marah-marah.. emangnya kalau gw balikan sama
Nadya masalah gitu buat lo” kata Rizky tanpa jeda membuatku tersadar kebodohan
apa yang baru saja ku perbuat. Ini memalukan sekali. Kakiku terasa lemas,
tenggorokanku kering, mataku tak berani menatapnya.
“...”
“Kenapa nin? Kok lo diem sih..
emang masalah buat lo?” tanyanya sekali lagi, aku mendongakkan kepalaku
menatapnya yang lebih tinggi dariku.
“Ya! masalah buat gw.. masalah besar
karna gue.. ehmm gw suka sama lo, gw cinta sama lo,ky” kataku refleks,
kata-kata itu terluncur bebas keluar dari mulutku. Aku diam menatapnya yang
kini terkejut. Aku rasa dia akan membenciku, akupun lari meninggalkannya. Ah
bodohnya aku.
***
RIZKY
POV..
“Ya!
masalah buat gw.. masalah besar karna gue.. ehmm gw suka sama lo, gw cinta sama
lo,ky” Nina bilang, Dia cinta
sama aku. Ya Tuhan! Apa aku ga salah denger atau Aku Cuma kegeeran. Aku
melihatnya berlari. Dia ini kenapa sih? Aneh.. Apa yang aku dengar tadi benar
ya. Sudahlah, Nina mungkin ingin sendiri sekarang. Aku masuk ke mobil lagi.
Niatku untuk mampir ke rumah Nina aku urungkan. Aku memilih pulang.
Aku berusaha memejamkan mataku,
Ku lirik jam di meja samping ranjangku. “astaga sudah jam 2 malam” sejak tadi
sore aku kepikiran terus tentang Nina. Aku benar-benar khawatir, melihat
keadaannya tadi sore yang kacau begitu membuatku berpikir macam-macam. Aku
ingin menelponnya tapi kurasa dia sudah tidur, ini kan sudah malam. Lagi pula
aku ga mau mengganggu tidurnya.
Aku masih saja belum bisa tidur
padahal sekarang ini sudah jam 3 pagi. Kata-Kata itu terngiang terus
ditelingaku “Ya! masalah buat gw..
masalah besar karna gue.. ehmm gw suka sama lo, gw cinta sama lo,ky” teringat kata-kata itu membuatku senyam-senyum
sendiri, rasanya senang sekali. Aku ini kenapa ya?
Pagi ini, Aku mencari-cari Nina
dikampus. Tapi sayang ga ketemu, Aku bertemu teman sejurusannya. Aku tanya
saja, lihat Nina atau tidak.
“tadi pagi sih Nina bbm katanya
sakit. Badannya panas” katanya membuat aku panik dan khawatir, aku langsung
berlari meninggalkannya. Aku langsung menuju rumahnya, bahkan aku membawa mobil
dengan sangat ngebut. Padahal aku paling benci sekali ngebut tapi DEMI NINA aku bahkan melupakan itu.
Kutekan bel rumahnya, Aku meminta ijin untuk masuk setelah itu aku disuruh ke
kamarnya. Aku duduk disampingnya, Kusentuh keningnya. Dia demam.
“sayang bangun! Ada rizky nih”
mamanya membangunkannya.
“ga usah tante, biarin aja. Biar
dia istirahat.” Kataku, Aku ga mau mengganggu tidurnya. Dia terlihat lemah. Aku
khawatir sekali.
“yaudah tante ambilkan minum dulu
ya..” kata mamanya keluar kamar. Aku kembali menatap wajah Nina yang pucat.
Gadis yang selalu menemaniku ini sakit. Gadis yang selalu menemaniku dimalam
minggu sedang sakit. Gadis yang selalu setia mendengarkan curhatku kini sakit.
Astaga aku baru sadar kalau aku begitu dekat dengan Nina. Aku juga baru sadar
kalau Ninalah yang selalu merubah tangisku menjadi tawa. Ah bodoh sekali, Aku
tidak pernah menyadari ini. Aku rasa aku telah jatuh cinta sama gadis ini.
***
NINA
POV..
Aku merasa ada yang menggenggam
tanganku, ku buka mataku perlahan. Kulihat ada Rizky disampingku, Astaga demam
ini apa sangat parah ya sampai-sampai membuatku berhalusinasi kalau Rizky saat
ini sedang disamping dan menggengam tanganku pula. Lucu sekali.
“Ehm aku ganggu tidur kamu ya,
Nin” suara itu membuat mataku yang semula terpejam lagi membulat hampir keluar.
“Astaga.. bukan Cuma mukanya aja
yang terhalusinasi tapi juga suaranya ahhh bisa gila kalau begini” gumamku
kesal. Aku menarik tanganku yang kurasa sedang ada yang menggenggam. Aku
merasakan sentuhan yang begitu nyata. “tapi kok kaya nyata ya..” gumamku
semakin bingung.
“memang nyata kok!” suara itu,
Aku benar-benar terkejut. Ini nyata, Ini bukan mimpi atau halusinasi.
“Rizky..........” lirihku
“iya ini Rizky.. Rizky Alatas”
katanya sambil mempererat genggaman tangannya ditanganku. Mendadak panas
ditubuhku menghilang begitu saja, badanku terasa membeku, tenggorokanku
mengering, badanku terasa menggigil, dan jantungku seperti melompat-lompat.
Sepertinya aku sudah sembuh dari demamku dan kini malah jadi jantungan,pikirku.
“kamu pusing ya?” tanyanya dengan
nada yang sepertinya dia khawatir, ah ini pasti hanya perasaanku saja. Aduh PD
sekali aku ini. Aku hanya mengangguk pelan. Mulutku kaku untuk berbicara.
“ini minumnya nak Rizky, eh Nina
udah bangun ya.. ehm kebetulan ada Rizky. Tolong ya kamu jagain Nina sebentar,
tante ada janji sama temen soalnya. Ga enak kalau ga dateng” kata mamaku sambil
menaruh minuman di meja. Astaga si mama ini, ga tahu apa ya kalau anaknya ini
sedang grogi setengah mati.
“oh baik tante, tenang aja aku
akan jagain Nina kok” dia tersenyum kearah mamaku lalu menatapku. Astaga
tatapan itu, tatapan yang selalu membuatku sesak bernafas. Mamaku berjalan
meninggalkan kamarku lalu menutup pintu kamarku. Rizky kembali menggenggam
tanganku.
“kamu dengar tuh, Aku disuruh
jagain kamu jadi kamu nurut ya” katanya, dia memperlakukanku sangat manis.
Rasanya sebentar lagi aku akan meleleh.
“hey.. dari tadi lo bilang aku
kamu muluk.. tumben” kataku. Aaiiisssh tidak penting sekali pertanyaanku eh
tapi wajahnya kenapa jadi canggung begitu. Aduuuh aku benar-benar salah bicara.
“memangnya kenapa? Kamu gak suka
ya?” tanyanya membuatku salah tingkah, aku bingung harus menjawab apa. Aku
sepertinya kehabisan kata-kata.
“engga kok!” aku menggeleng “Cuma
lucu aja ky” katanya dengan memberinya senyum termanisku.
Seketika ruangan menjadi hening,
Dia terdiam menatapku. Sedangkan aku hanya bisa menunduk terdiam. Aku teringat
kejadian kemarin sore, aku menyatakan cintaku. Bodohnya aku. Aku ga mau dia
salah sangka. Sebaiknya aku segera minta maaf.
“o ya ky.. soal kemarin sore gw
minta maaf ya” kataku memecahkan keheningan. “jangan dimasukin ke hati. Kemarin
Cuma salah ngomong aja kok”
“.....”
“ky... kok diem sih! Lo pasti
kecewa ya punya sahabat kaya gu...
“Cuuuuppp” bibirnya mendarat
dibibirku, mengunciku melanjutkan perkataanku. Astaga kenapa dia melakukan ini.
“aku ga mau denger alasan itu,
kebohongan itu, aku tidak mau mendengarnya” katanya sambil memegang bahuku. Dia
menatapku seolah ingin menerkamku tapi aku menemukan keteduhan disana. Matanya
begitu indah.
“a... aku ga bohong kok!” kataku meyakinkannya.
Dia menggenggama tanganku dengan sangat erat.
“kamu tahu ga? Perkataan kamu
tadi sore nyadarin satu hal yang selama ini aku ga sadarin..” katanya mendadak
sangat serius. Dia tipe cowo yang selalu humoris, makanya sekarang aku jadi
bingung ngehadepin dia yang serius kaya gini.
Nervous juga sih.
“nyadarin apa emangnya..”
“nyadarin aku kalau kamu ternyata
berarti banget buat aku. Aku sakit liat kamu nangis kaya kemarin apalagi
gara-gara aku. Rasanya aku ingin sekali memukuli diriku sendiri karna udah buat
kamu nangis. Ternyata kamu itu mempengaruhi hidup aku banget. Dan aku rasa
sayang sama kamu” katanya membuatku agak sedikit kecewa, kenapa sadarnya saat
aku udah bilang cinta duluan sih.
“semaleman aku ga bisa tdiur,
perasaan aku ga enak. Aku khawatir banget sama kamu.. aku takut kamu
kenapa-kenapa” katanya, aku fikir dia mungkin hanya ingin membuat hatiku senang
tapi saat kulihat wajahnya dia sepertinya jujur dan tulus.
“tadi pagi dikampus aku langsung
cari-cari kamu terus aku ketemu temen kamu katanya kamu sakit. Aku semakin
khawatir, dan kesal sama diri aku sendiri. Aku rasa kamu sakit gara-gara aku.
Maaf ya” katanya membuatku menangis. Rizky menghapus airmataku dengan tangannya
“jangan nangis nanti aku semakin benci sama diri aku sendiri, karna udah buat
kamu nangis lagi”
“Rizky.... “ aku mengucapkan
namanya lirih, aku bingung mau berkata apa.
“satu hal lagi yang baru aja aku
sadari saat aku melihat wajahmu pucat, badanmu panas..” katanya
“apa?”
“aku sadar kalau aku takut banget
kehilangan kamu, aku rasa aku engga sayang sama kamu” katanya membuat hatiku
terasa teriris “tapi aku cinta sama kamu” rizky melanjutkan perkataanya membuat
mataku membulat menatapnya, jantungku berdebar-debar
***
RIZKY
POV..
“Tapi Aku cinta sama kamu” kataku
dan membuatnya sangat terkejut. Aku tahu mungkin dia kaget dan merasa tidak
percaya. Tapi aku juga sebenarnya sama, sempat ga percaya saat aku merasa
sangat takut kehilangannya, takut dia pergi dari hidupku. Tapi saat itu aku
menyadari bahwa aku sangat mencintainya karna aku takut kehilangannya. Aku
sadar dialah yang selama ini membuatku semangat kuliah padahal aku malas sekali
karna harus bertemu Nadya dan Gio tapi aku selalu ingin cepat-cepat kekampus
untuk bertemu dia. Ngobrol bersama dia, mendengarkan ceritanya tentang dosen
yang baru saja mengajarnya dan makan bersama dikantin bersamanya. Setiap malam
minggu aku juga tidak merasa sepi seperti para jomblolovers diluaran sana yang
kalau tiap malam minggu galau di acc twitternya atau memilih main fb sambil
chating, itu semua karna aku punya Nina. Dia selalu menemaniku, kadang kita
nonton bioskop selayaknya para pasangan, makan dicafe dan tak jarang juga
memilih makan di pinggir jalan. Ini juga ya ku suka, dia ga matre dan terima
aku apa adanya.
“aku mau kamu jadi pacarku.. “
kataku langsung membuatnya berteriak
“APAAA”
“karna kamu malah teriak APA
berarti kamu terima aku” kataku dengan sedikit meledeknya, aku tau dia ga akan
menolak cowo setampan aku. Hoho.
“ga bisa gitu dong!” dia terlihat
kesal karna aku yang begitu memaksa, tapi aku juga liat kalau dia bahagia saat
ini.
“bodo! Pokoknya kita udah jadian
sekarang titik ga pake koma, harus.. kudu.. wajib.. jadi pacar aku” kataku
dengan kata penuh pemaksaan. Dia hanya terdiam dan memanyunkan bibirnya
“Cuppppp” kucium saja bibirnya
yang menggemaskan itu, dia melepasnya dan memukul lenganku keras-keras. Aku pun
tertawa melihatnya, ku kelitiki saja pinggangnya itu membuatnya tertawa dan
wajahnya memerah.
“liat ciumanku maut ya”
“maut bagaimana?”
“kamu tidak sadar sekarang jadi
sehat begini, “ledekku membuat pipipnya makin memerah. Dia memelukku dan
berkata “i love u, Rizky”
“i love u more... Ninaku
muaaaahhh” katanya dengan gaya memonyongkan bibirku, dia tertawa. Rasanya hati
ini sudah tidak berlubang lagi dan aku tahu apa yang menyumbatnya. Nina.. ya
dialah penyumbatnya berkatnya dan cintanya yang tulus. Aku mencintaimu nina..
sangat mencintaimu.
“kamulah penyembuh luka yang aku
cari, kamulah cinta yang Tuhan kirimkan untukku dan membuatku tersenyum dan
jatuh cinta lagi..” bisikku tepat di telinganya.
THE
END...
“Lebih baik melupakan siapa yang
menyakitimu dan mengingat siapa yang bisa membuatmu tersenyum kembali karna.. Cinta
bukan tentang masa lalu, melainkan tentang apa yang terjadi sekarang dan di
masa depan”
Writer:
@yhanieyhanet
Maaf
numpang eksis aja gitu, siapa tau gitu jadi artis ntar.. hahha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar